TUGAS
ETIKA DAN NILAI
LINGKUNGAN
“JEJAK EKOLOGIS
(ECOLOGICAL FOOTPRINT)”
OLEH
Dian Emiliasari : (NPM : 12131011108)
Dosen PJ Mata Kuliah :
Prof. Supli Effendi
Rahim
PROGRAM PASCA
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah
serta ridho-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “Jejak Ekologis (Ecological Footprint) ”,
serta tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurah ada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW sebagai penuntut teladan umat seluruh alam.
Dengan terselesainya tugas ini saya menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Mata Kuliah Etika dan
Nilai Lingkungan yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga, dan
kesabaran dalam membimbing saya untuk menyelesaikan tugas ini dari awal sampai
terselesainya tugas ini. Selama menyelesaikan tugas ini saya banyak menerima bantuan dorongan, bimbingan
dari berbagai pihak.Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantus saya dalam menyelesaikan tugas ini.
Saya
menyadari bahwa tugas ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan. Semoga tugas ini dapat berguna untuk semua pihak.
Atas perhatiannya, saya ucapkan terima
kasih.
Palembang, Maret 2013
Penulis
JEJAK EKOLOGIS
(ECOLOGICAL FOOTPRINT)
1.a Pengertian Jejak Ekologis (Ecological
Footprint)
Jejak ekologi (Ecological
Footprint) adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan
air yang diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka
habiskan dan menyerap limbah yang dihasilkannya.
Ecological Footprint (Jejak Ekologis) adalah alat bantu untuk dapat kita
pergunakan dalam mengukur penggunaan sumber daya dan kemampuan menampung limbah
dari populasi manusia dihubungkan dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan
dalam hektar.
Jejak ekologi pada
asasnya ialah kemampuan sumber tanah dan air menyediakan sumber yang diperlukan
oleh manusia (makanan, minuman, tempat tinggal dan lain-lain) serta kemampuan
untuk bumi untuk menyerap semua bahan buangan manusia sesudah mereka
menggunakannya.
Pendekatan populer Ecological Footprint merupakan alat ukur
yang mengkaji tingkat konsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan.
Konsep "Jejak Ekologis" (Ecological
Footprint) diperkenalkan pada tahun 1990-an oleh William Rees dan Mathis
Wackernagel (Wackernagel and Rees,
1996).
Sumber gambar : Rundle 10.wikispaces.com
Jejak ekologi tak
pernah lagi menjadi sebuah acuan negara dalam proses pembangunan dengan melihat
neraca aset-aset alam (ekologi). Pada tahun 2001, dunia telah mengalami defisit
dalam neraca ekologi, yang pada saat yang sama Indonesia masih memiliki surplus
ekologi. Namun melihat trend kecenderungan yang ada, terlihat jelas bahwa
Indonesia sedang menuju defisit ekologi, dimana terjadi penurunan kapasitas
biologi setiap tahun.
1.B Komponen Jejak Ekologis(Ecological Footprint)
Jejak ekologi sebutan sederhana bagi
ecological footprint, merupakan satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah
dan air yang diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka
habiskan dan menyerap limbah yang dihasilkannya. Jejak
ekologi tak pernah lagi menjadi sebuah acuan negara dalam proses pembangunan
dengan melihat neraca aset-aset alam (ekologi).
Dunia telah mengalami defisit dalam neraca ekologi, yang pada saat
yang sama Indonesia masih memiliki surplus ekologi. Namun melihat trend
kecenderungan yang ada, terlihat jelas bahwa Indonesia sedang menuju defisit
ekologi, dimana terjadi penurunan kapasitas biologi setiap tahun.
Berdasarkan perhitungan para ahli, saat ini diperlukan waktu satu
tahun dua bulan untuk bumi dalam melakukan regenerasi apa yang dikonsumsi
penduduk dunia dalam satu tahun. Ini menunjukkan telah semakin dekat kehilangan
sumberdaya pendukung kehidupan akibat ketidakseimbangan konsumsi manusia
dibanding dengan kemampuan alam untuk menyediakan sumberdaya.
Dalam hal ini pemerintah
sebagai pelayan publik harus mampu menterjemahkan etika kehidupan dalam ruang
hukum dan kebijakan yang berpihak pada keadilan ekologi. Tidak lagi
menghadirkan hukum dan kebijakan yang berpihak pada sekelompok kepentingan
(rakus) yang tak akan pernah puas dengan dua buah bukit emas yang telah
dimilikinya. Saatnya melakukan transformasi kehidupan
Buku Jejak Ekologis yang
diterbitkan awal 1996 oleh Wackernagel dan Rees tentang mengurangi dampak terhadap manusia di bumi. Analisis ecological footprint
membandingkan permintaan manusia pada alam dengan kemampuan biosfer untuk
regenerasi sumber daya dan menyediakan layanan. Hal ini dilakukan dengan
menilai tanah produktif secara biologis dan wilayah laut yang dibutuhkan untuk
menghasilkan sumber daya populasi mengkonsumsi dan menyerap limbah yang sesuai,
menggunakan teknologi yang berlaku. Jejak nilai-nilai pada akhir survei yang
dikategorisasikan untuk karbon, makanan, perumahan, dan barang dan jasa serta
jumlah total jejak bumi dibutuhkan untuk mempertahankan penduduk dunia pada
tingkat konsumsi.
Dari
ketidak seimbangan konsumsi manusia
dengan kemampuan alam dapat mengakibatkan:
1.
Hilangnya
Sumber daya
2.
Meningkatnya
Konsumsi
3.
Menata
Jejak Yang Tertinggal
Kapita jejak ekologi (EF) adalah suatu cara untuk membandingkan konsumsi dan
gaya hidup, dan memeriksa terhadap kemampuan alam untuk menyediakan konsumsi
ini. Alat ini dapat menginformasikan kebijakan dengan kejadian bencana ekologi yang melanda negeri ini telah menjadikan
meningkatnya anggaran belanja negara dan anggaran belanja rakyat. Nilai yang tidak sebanding dengan sebuah pendapatan negara yang
didapat dari upaya eksploitasi yang berkontribusi pada bencana ekologi. Negara ini akan segera menuju kebangkrutan
bila defisit ekologi tidak tertangani dengan segera.
1.C Konsep Jejak Ekologis
(Ecological Footprint)
Jejak ekologis
dikenalkan di Kanada oleh William Rees dalam jurnal akademiknya pada tahun
1992. Konsep dan metodenya kemudian disempurnakan dalam desertasi PhD oleh
Mathis Wackernagel pada tahun 1994.
Jejak ekologis
adalah ukuran seberapa besar kebutuhan manusia akan sumber daya alam
dibandingkan dengan ketersediaannya di bumi.
Jejak ekologis
menganalisa perbandingan kebutuhan manusia terhadap alam dengan kemampuan alam
untuk meregenerasi sumberdayanya. Jejak ekologis diukur dengan menganalisa
jumlah dari lahan produktif darat dan laut yang dibutuhkan untuk memenuhi
konsumsi yang diperlukan manusia. Dalam metode penghitungan jejak kaki
ekologis, semua bentuk sumber daya alam dikonversi dalam sebuah satuan
pengukuran yang disebut global hektar (gha).
Dengan menggunakan
asesmen ini, memungkinkan untuk memperkirakan berapa banyak bagian dari planet
bumi yang akan dibutuhkan untuk mendukung kehidupan setiap orang dengan gaya
hidup yang dijalaninya.
Menurut perhitungan
pada tahun 2006, rata-rata “jatah” setiap orang terhadap sumber daya alam
adalah 1,8 gha. Namun, penghitungan jejak ekologis di berbagai negara telah
menunjukkan data-data yang mengejutkan. Pada tahun 2007, total jejak ekologis
seluruh manusia diperkirakan sebesar 1,5 kali planet bumi. Hal ini berarti manusia
menggunakan sumber daya alam 1,5 kali lebih cepat daripada waktu yang
dibutuhkan bumi untuk Memperbaharui
Kini konsep jejak ekologi telah digunakan dengan meluas sebagai
petunjuk kelestarian alam sekitar. Jejak ekologi boleh membantu pihak
pemerintah merancang sistem kehidupan manusia. Manusia di dalam memenuhi
kehendak menjalankan aktiviti ekonomi seperti pertanian, pembalakan, dan
sebagainya. Melalui jejak ekologi kesan akibat penggunaan sumber alam oleh manusia
dapat dikesan. Ia hanya dilakukan melalui mengira semua penggunaan tenaga
seperti tenaga biomas, air, bahan binaan kepada kiraan ukuran tanah yang
dinamakan global hektar (atau di dalam unit yang dinamakan gha).
Jenis analisis footprint yang kedua adalah Analisis carbon
footprint (CF). Carbon footprint adalah indikator mengenai
dampak aktivitas manusia terhadap iklim global yang dinyatakan dalam jumlah gas
rumah kaca (GRK) yang diproduksi. Carbon footprint secara konseptual
menggambarkan kontribusi individu atau negara terhadap pemanasan global. Carbon
footprint dapat menunjukkan total emisi karbondioksida (CO2)
dan gas rumah kaca lainnya yang diemisikan pada seluruh proses untuk
menghasilkan produk atau jasa (Hoekstra, 2008). Jenis analisis footprint yang
terakhir adalah analisis water foootprint (WF). Water
footprint dikembangkan oleh Hoekstra pada tahun 2002. Water footprint
dapat merepresentasikan jumlah volume air tawar yang dibutuhkan untuk menjaga
keberlanjutan suatu populasi, seperti yang diungkapkan oleh Madrid et al
“The water footprint represents the freshwater volume required to sustain a
population” (Madrid et al., not dated).
1.4
Penerapan Konsep Jejak Ekologias
Kegiatan kurikuler konsep jejak ekologis dapat
diterapkan dengan cara :
1.
Mendiskusikan dengan konsep jejak ekologis kita dapat melihat
dengan lebih mudah bahwa bahwa jejak ekologis kita akan menjadi jauh lebih
kecil bila kita mengkonsumsi makanan yang dihasilkan secara lokal
2. Mendiskusi bagaimana masa depan bumi ini bila
lahan yang digunakan ternyata lebih banyak dari lahan yang tersedia.
3.
Mendiskusikan bagaimana kita merubah lahan yang mati seperti lahan
kritis, gurun atau lahan yang terpolusi menjadi lahan alami atau semi alami
sehingga dapat berfungsi secara
biologis.
sepertinya mudah dan lebih keren. Thanks infonya Gan.. salam dari Streaming TV
BalasHapusTV Online
referensi acuan belum ada, dr mana data tsb, siapa yang meneliti...
BalasHapusBest A., Giljum S., Simmons C., Blobel D., et al., 2008. Potential of the Ecological
HapusFootprint for monitoring environmental impacts from natural resource use. Report
to the European Commission, DG Environment.
referensi acuan belum ada, dr mana data tsb, siapa yang meneliti...
BalasHapusWiedmann T., Minx J., 2008. A definition of ‘Carbon Footprint’. Ecological
BalasHapusEconomics Research Trends, chapter 1, pp. 1-11. Nova Science Publishers,
Hauppauge, NY, USA.
setelah saya baca baca artikel ECOLOGICAL FOOTPRINT ini yang paling bagus , saya sngat senang menemukan artikel ini, dan sya msih belajar tentang ECOLOGICAL FOOTPRINT, ditunggu artikel terbaru tentang ECOLOGICAL FOOTPRINT
BalasHapusObat Ambeien Atau Wasir Herbal Tradisional Untuk Ibu Hamil
Jual Obat Ambeien Herbal Apotik Untuk Ibu Hamil
Obat Ambeien Berdarah Herbal Untuk Ibu Hamil
Obat Ambeien Dalam Herbal Halal Menurut MUI
Obat Ambeien Salep Salwa Herbal Untuk Ibu Hamil
Obat Wasir Alami Untuk Ibu Menyusui
Obat Wasir Herbal Di Apotik Untuk Anak
Obat Wasir Alami Dari Tumbuhan Tapak Liman Untuk Anak Anak
Obat Wasir Ambeien Tradisional Untuk Ibu Menyusui
Obat Ambeyen Tradsional Buah Tomat | Herbal De Nature